Senin, 05 April 2010

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2009 Mencapai 2,3 Persen (q-to-q)2009-08-10
Hits : 5663
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2009 mencapai 2,3 persen dibanding triwulan I-2009 (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 mengalami pertumbuhan 4,0 persen (y-on-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2009 dibandingkan dengan semester I-2008 tumbuh sebesar 4,2 persen.

Besaran PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2009 mencapai Rp1.365,5 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp540,1 triliun.

Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 8,1 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 4,7 persen dan Sektor Pertanian 3,5 persen. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 17,5 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air bersih 15,4 persen dan Sektor Jasa-jasa 7,4 persen.

Struktur PDB triwulan II-2009 masih didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran masing-masing memberikan kontribusi sebesar 26,6 persen, 15,6 persen dan 13,3 persen.

Pertumbuhan PDB pada triwulan II-2009 dibandingkan dengan triwulan I-2009 (q-to-q) sebesar 2,3 persen ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar 0,2 persen, sementara pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 23,7 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,4 persen, ekspor barang dan jasa 7,4 persen, serta impor barang dan jasa 7,8 persen.

Dibandingkan dengan triwulan II-2008 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi tumbuh 4,0 persen didukung pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,8 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 17,0 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,7 persen. Namun, lain halnya dengan ekspor dan impor barang dan jasa yang menurun masing-masing sebesar 15,7 persen, serta impor barang dan jasa 23,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi semester I-2009 terhadap semester I-2008 (c-to-c) sebesar 4,2 persen. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,4 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 18,0 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 3,0 persen, sedangkan ekspor dan impor tumbuh negatif masing-masing 17,2 persen dan 24,9 persen

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,8 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,4 persen, Pulau Kalimantan 9,4 persen, dan Pulau Sulawesi 4,5 persen dan sisanya 4,9 persen di pulau-pulau lainnya.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2009 Mencapai 2,3 Persen (q-to-q)2009-08-10
Hits : 5663
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2009 mencapai 2,3 persen dibanding triwulan I-2009 (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 mengalami pertumbuhan 4,0 persen (y-on-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2009 dibandingkan dengan semester I-2008 tumbuh sebesar 4,2 persen.

Besaran PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2009 mencapai Rp1.365,5 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp540,1 triliun.

Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 8,1 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 4,7 persen dan Sektor Pertanian 3,5 persen. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 17,5 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air bersih 15,4 persen dan Sektor Jasa-jasa 7,4 persen.

Struktur PDB triwulan II-2009 masih didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran masing-masing memberikan kontribusi sebesar 26,6 persen, 15,6 persen dan 13,3 persen.

Pertumbuhan PDB pada triwulan II-2009 dibandingkan dengan triwulan I-2009 (q-to-q) sebesar 2,3 persen ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar 0,2 persen, sementara pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 23,7 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,4 persen, ekspor barang dan jasa 7,4 persen, serta impor barang dan jasa 7,8 persen.

Dibandingkan dengan triwulan II-2008 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi tumbuh 4,0 persen didukung pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,8 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 17,0 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,7 persen. Namun, lain halnya dengan ekspor dan impor barang dan jasa yang menurun masing-masing sebesar 15,7 persen, serta impor barang dan jasa 23,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi semester I-2009 terhadap semester I-2008 (c-to-c) sebesar 4,2 persen. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,4 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 18,0 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 3,0 persen, sedangkan ekspor dan impor tumbuh negatif masing-masing 17,2 persen dan 24,9 persen

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,8 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,4 persen, Pulau Kalimantan 9,4 persen, dan Pulau Sulawesi 4,5 persen dan sisanya 4,9 persen di pulau-pulau lainnya.

Perkembangan Ekonomi Riau

Pertumbuhan Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y pada Triwulan I Tahun 2009 mencapai 6,55 persen sedangkan Pertumbuhan q-to-q mengalami kontraksi –1,10 persen

  • Pertumbuhan Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun 2009 mengalami kontraksi sebesar -1,67 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2008 (q-to-q), dan apabila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2008, mengalami pertumbuhan 4,42 persen (y-on-y).
  • Pertumbuhan Ekonomi Riau tanpa migas pada triwulan I tahun 2009 mengalami kontraksi sebesar -1,10 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2008 (q-to-q), dan apabila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2008 tumbuh 6,55 persen (y-on-y).
  • Perekonomian Riau pada triwulan I tahun 2009 yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 75.444,3 milyar, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 22.804,8 milyar. Apabila migas dikeluarkan dari perekonomian Riau, nilai PDRB harga berlaku dan harga konstan 2000 masing-masing sebesar Rp. 40.068,3 milyar dan Rp. 10.885,6 milyar.
  • Pertumbuhan kontraksi ekonomi Riau tanpa migas (q-to-q) pada triwulan I 2009 disebabkan pertumbuhan hampir seluruh sektor, kecuali sektor perdagangan, hotel, dan restoran, mengalami kontraksi. Kontraksi terbesar terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar -5,22 persen. Sumber pertumbuhan terbesar diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,59 persen. Sedangkan penyumbang kontraksi yang relatif tinggi adalah sektor industri pengolahan –0,96 persen dan sektor bangunan – 0,30 persen.
  • Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas (y-on-y) pada triwulan I 2009 terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi pada sektor pertambangan dan penggalian 15,84 persen, diikuti sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 12,20 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 9,93 persen, sektor bangunan 9,31 persen, sektor jasa-jasa 9,26 persen, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,95 persen. Untuk sektor-sektor lainnya tumbuh kurang dari 7,00 persen. Sedangkan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Riau adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran 1,41 persen, sektor industri pengolahan 1,19 persen, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan 1,14 persen, serta sektor jasa-jasa 0,95 persen dan sektor bangunan 0,63 persen.